A. Pengertian Keterampilan Menulis
Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh
Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,
pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan
pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan,
kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Sedangkan menurut Byrne (Haryadi
dan Zamzani, 1996: 77) keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah
menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai
secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan
berhasil.
Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008:1.3), menulis
merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa
tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis setidaknya terdapat
empat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi
tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4) pembaca
sebagai penerima pesan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide,
gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain
yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan
baik.
B. Fungsi Menulis
Menulis memiliki banyak fungsi. Seperti yang diungkapkan
oleh D’Angelo dalam Tarigan, (2008), pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan
adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena para pelajar akan merasa mudah dan nyaman dalam berpikir
secara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan membantu
kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang
sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan,
masalah-masalah, dan kejadian-kejadian yang hanya dalam proses menulis yang
aktual.
C. Tujuan Menulis
Pada dasarnya tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk
tulisan. Setiap jenis tulisan tentunya memiliki tujuan. Tujuan-tujuan tersebut
tentunya sangat beraneka ragam. Tarigan (2008: 24) membagi tujuan menulis
dilihat dari penulisnya yang belum berpengalaman sebagai berikut:
1). Memberitahukan atau
mengajar
2). Meyakinkan
atau mendesak
3). Menghibur atau
menyenangkan
4). Mengutarakan
atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Sedangkan Hugo Hartig (dalam Tarigan 2008:26), membagi
tujuan menulis menjadi tujuh bagian sebagai berikut:
a.
Assigment purpose (Tujuan Penugasan)
Tujuan penugasan ini
sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
b. Altruistic purpose (Tujuan
Altruistik)
Tujuan altruistik
adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. Penulis bertujuan untuk menyenangkan
para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin mendorong para pembaca
memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya.
c. Persuasive purpose (Tujuan
Persuasif)
Tulisan yang bertujuan
meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan oleh seorang
penulis.
d. Informational purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)
Tujuan yang bertujuan
memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.
e. Self-expressive purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Tulisan yang bertujuan
untuk memperkenalkan atau menyatakan diri seorang pengarang kepada pembaca.
f. Creative purpose (Tujuan Kreatif)
Tujuan ini erat
berhubungan dengan tujuan pernyataan diri, tetapi “keinginan kreatif’’ disini
melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai
norma artistik atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan
mencapai nilai-nilai artistik dan nilai kesenian.
g. Problem solving purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
Penulis ingin
memecahkan masalah yang dihadapi dengan cara menjelaskan, menjernihkan,
menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
D. Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Sabarti Akhadiah (dalam Kartimi 2006: 5) sebagai
berikut:
1) Mengetahui potensi diri dengan dan kemampuan serta pengetahuan kita tentang
topik yang dipilih.
2) Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar,
menghubung-hubungkan, dan membandingkan fakta-fakta yang tidak pernah kita
lakukan kalau kita tidak menulis.
3) Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan
topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis dapat memperluas wawasan
baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
4) Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta
mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, setiap permasalahan yang semula
samar-samar akan menjadi lebih jelas.
5) Melalui tulisan, kita dapat menjadi peninjau dan penilaian gagasan kita
secara obyektif.
6) Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam
konteks yang lebih konkrit.
7) Dengan menulis, kita menjadi aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi
penemu sekaligus pemecah masalah. Bukan hanya sekedar penerima informasi yang
pasif.
8) Membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
E. Ragam Menulis
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi
jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam
tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat : deskripsi, eksposisi,
argumentasi, narasi (Syafi’ie,1990: 151) Sedangkan menurut Keraf(1989: 6) ragam
tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat
dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.
1.
Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang
berarti menggambarkan atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi
adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan
merasakan) apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.
2.
Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti
membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu
,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
3.
Argumentasi (bahasan)
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan
yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun
suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan,
memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan.
4.
Narasi (kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang
menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian
sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
5.
Persuasi
Tulisan yang bermaksud
mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang
peranan penting.
F. Jenis-Jenis Tulisan
a.
Surat
Kata
‘surat’ berarti kertas yang ditulis atau dengan kata lain surat adalah kertas
yang berisi tulisan. Jika kita berbicara tentang tulisan maka kaitannya adalah
dengan bahasa. Bahasa pada hakikatnya adalah alat komunikasi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seseorang membuat atau menulis surat dengan tujuan
mengomunikasikan sesuatu kepada orang lain. Secara garis besar surat dapat
dikelompokkan menjadi surat pribadi, surat dinas, dan surat yang dibuat untuk
kepentingan sosial.
b.
Pengumuman dan Iklan
Iklan setidaknya memiliki
dua pengertian. Pertama, iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Kedua, iklan
adalah pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, di
pasang di media massa, seperti di surat kabar dan majalah, atau di
tempat-tempat umum.
Elemen-elemen yang terdapat
dalam iklan, menurut Freud D. White,
terdiri atas tiga hal yang berfungsi saling menguatkan, yakni tema, ilustrasi,
serta naskah dan logo. Terdapat beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi agar
sebuah iklan dapat menarik pembaca atau calon konsumen yaitu berbentuk
pemberitahuan tentang barang dan jasa; menggunakan metode yang dapat
memotivasi; dipasang pada media yang sesuai; menggunakan bahasa yang persuasif
dan ilustrasi yang menarik.
c.
Naskah
Kata naskah dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai (1) karangan yang masih ditulis
tangan; (2) karangan seseorang yang belum diterbitkan; (3) bahan-bahan berita
yang siap untuk diset; (4) rancangan.
Naskah dapat berupa karya sastra yang masih dalam tulisan tangan, dalam hal ini
adalah karya-karya sastra lama. Selain pada sastra lama, digunakan pula istilah
naskah pada satu genre sastra yaitu drama. Naskah drama digunakan sebagai bahan
latihan sebuah kelompok teater. Sejenis dengan naskah drama terdapat naskah
film, sinetron, dan televisi yang fungsinya sama dengan naskah drama.
Pengertian lain mengatakan
bahwa naskah adalah karangan yang belum diterbitkan. Contoh untuk memahami
definisi ini adalah bahan sebuah buku yang masih dalam proses untuk
diterbitkan. Artinya, bahan buku tersebut masih ditelaah, diedit atau
disunting. Bahan buku yang masih dalam proses ini (pengolahan) disebut juga
naskah.
Jenis naskah yang lain
adalah naskah berita. Naskah berita berisi informasi yang akan disusun menjadi
berita yang akan diterbitkan di surat kabar. Masih berkaitan dengan informasi
yang ditulis dan bertujuan untuk diberitahukan kepada khalayak, baik secara
tertulis yang berupa selebaran, maupun secara lisan yang berupa ceramah atau
pidato juga disebut sebagai naskah. Jenis naskah seperti ini disebut sebagai
naskah pengumuman dan naskah pidato.
d.
Karangan
Karangan Ilmiah adalah
tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat
bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
Sebagai sebuah tulisan ilmiah, karangan ini memiliki ciri-ciri yang harus
merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif), bersifat
metodis dan sistematis, dan dalam pembahasannya menggunakan ragam bahasa ilmiah.
Sementara itu, yang dimaksud
karangan semi-ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual, yang
diungkapkan dengan bahasa semiformal, tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode
ilmiah yang sintesis-analitis karena sering “dibumbui” dengan opini pengarang
yang kadang-kadang subjektif. Atas dasar dua pengertian tersebut (ilmiah dan semi-ilmiah),
maka yang disebut karangan nonilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada
aturan yang baku. Beberapa contoh yang dapat disebut untuk memenuhi kriteria
karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerita pendek, cerita
bersambung, novel, roman, puisi, dan naskah drama.